Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jam Kerja 996 ala Jack Ma, Apa Risikonya untuk Kesehatan?

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi orang  bekerja di kantor. shutterstock.com
Ilustrasi orang bekerja di kantor. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Alibaba Jack Ma menjadi sorotan dunia setelah pernyataannya tentang waktu kerja 996 atau 12 jam per hari, dari pukul 9 pagi hingga pukul 9 malam, selama 6 hari dalam sepekan. Ia mengatakan, jika ingin bergabung di Alibaba, orang harus siap bekerja 12 jam. Menurut dia, aturan kerja ini sudah banyak diberlakukan di Cina.

Baca: Trik Menjawab Pertanyaan Jebakan saat Wawancara Kerja

Pernyataan Jack Ma itu diunggah di akun resmi Alibaba di situs microblogging Cina Weibo. Seorang pengguna situs itu berkomentar bahwa para pemilik perusahaan wajar saja bekerja dengan durasi itu karena mereka melakukannya untuk diri sendiri. "Kami bekerja 996 karena kami dieksploitasi tanpa kompensasi lembur," tulis seorang pengguna di Weibo.

Di beberapa negara, jam kerja standar adalah 40 jam per minggu. Ini artinya, jam kerja ideal adalah 8 jam per hari selama lima hari dalam seminggu. Tapi pada kenyataannya memang banyak yang memilih bekerja lebih dari itu.

Bekerja dalam durasi panjang mungkin menguntungkan secara ekonomi. Tapi, menurut ahli, itu dapat mempengaruhi kesehatan mental, fisik, emosional, dan psikologis karyawan. 

"Orang yang bekerja berjam-jam diketahui memiliki tingkat stres yang tinggi, keseimbangan kehidupan kerja yang buruk, kemungkinan kelelahan, perasaan tidak mampu dan kurangnya interaksi,” kata psikolog Kamna Chhibber, Head (Kesehatan Mental), Departemen Kesehatan Mental dan Perilaku Ilmu pengetahuan di Fortis Healthcare di India, seperti dikutip di Times of India.

Dampak dari kelelahan dan kurang tidur, kata Kamna, akan mempengaruhi konsentrasi dan kinerja seseorang. Penelitian telah membuktikan bahwa keseimbangan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bukan hanya mental, sejumlah penelitian membuktikan bahwa jam kerja berlebihan dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit. Sebuah penelitian dalam American Journal of Industrial Medicine menujukkan bahwa bekerja 61 hingga 70 jam seminggu meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sebesar 42 persen, dan bekerja 71 hingga 80 jam meningkatkan risiko penyakit yang sama sebesar 63 persen.

Sebuah studi terpisah, yang diterbitkan dalam The Lancet, menemukan bahwa orang yang kelebihan durasi bekerja berjam-jam memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke daripada mereka yang bekerja dengan jam kerja standar. Tambahan jam kerja juga mungkin tidak mengarah pada peningkatan produktivitas karena justru  dapat menurunkan efisiensi karyawan.

Jerman memiliki ekonomi terbesar di Eropa, namun rata-rata pekerja hanya menghabiskan 35,6 jam per minggu untuk bekerja. Swedia menjadi salah satu negara yang pertama bereksperimen dengan 6 jam kerja dan hasilnya dikabarkan menggembirakan.

Sementara, New Zealand sebuah perusahaan pernah mencoba 4 hari kerja dalam sehari untuk 240 karyawannya. Dan hasilnya menunjukkan bahwa pengurangan jam kerja membantu menurunkan tingkat stres karyawan, di samping menambah komitmen mereka untuk meningkatkan kinerja. 

BacaKerja hingga Larut Malam Rawan Kanker Prostat, Intip Studi Ini

TIMES OF INDIA | WEB MD 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

1 hari lalu

Tenaga kesehatan memberikan pelayanan imunisasi dasar kepada bayi di Puskesmas 3 Denpasar Utara, Bali, Kamis 12 Januari 2023. Pemerintah Provinsi Bali menargetkan penurunan angka stunting hingga 7,71 persen pada tahun 2023 sehingga Bali tetap menjadi provinsi dengan angka kasus stunting terendah di Indonesia. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Mahasiswa UGM menggelar aksi dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Balairung UGM Kamis, 2 Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

3 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).


BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

5 hari lalu

BRI dan Alipay. foto/bri.co.id dan global.alipay.com
BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.


Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Jajaran direksi PT Konimex dan PT Indordesa, serta dari Laboratoires Grand Fontaine menggelar konferensi pers peluncuran produk baru FontLife One di Hotel Alila Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.


Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain River Warrior Indonesia (Riverin) Bergabung dalam Pawai untuk mengakhiri Era Plastik, Ottawa, Kanada 21 April 2024. Foto dok: ECOTON
Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan peninjauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Toto Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Senin, 22 April 2024. Dalam kunjungannya, Presiden Jokowi meninjau langsung fasilitas dan alat-alat kesehatan yang ada di RSUD tersebut. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.


Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

10 hari lalu

Alipay Wallet. REUTERS
Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.